Banjir Terparah di Dunia: Sungai Yangtze 1931
Pada Juli dan Agustus 1931, terjadi curah hujan berlebihan di Cina yang memicu bencana alam terbesar di dunia.
Sungai Yangtze, atau Chang Jiang adalah sungai terpanjang
yang mengalir melalui Asia, dan merupakan sungai terpanjang ketiga di dunia,
dengan panjang 3.915 mil (6.300 km).
Luapan terjadi saat pencairan salju musim dingin bertemu
dengan curah hujan yang besar di sungai Yangtze. Tidak hanya itu, sungai Kuning
dan saluran air besar lainnya juga mencapai tingkat yang tinggi.
Luapan Sungai Yangtze itu tercatat telah menewaskan 3,7 juta
jiwa dan menjadikannya sebagai banjir terparah di dunia dalam sejarah manusia.
Pada bulan April sebelumnya, wilayah Lembah Sungai menerima
hujan jauh di atas rata -rata. Ketika hujan lebat muncul lagi pada bulan Juli,
bencana tiba. Banjir yang mencapai luas 1,29 juta meter persegi.
Luapan air menghanyutkan 500.000 orang dari rumahnya pada
awal Agustus. Bersama dengan peningkatan air sungai di media pertama pada bulan
Agustus dan hujan yang semakin parah, sawah dihancurkan.
Para penduduk kota besar seperti Wuhan dan Nanjing yang
sangat bergantung pada makanan pun mulai dilanda kelaparan.
Masalah itu tidak hanya berhenti di situ saja, masih ada
masalah penyakit yang datang setelah banjir. Penyakit itpus dan disentri
menyebar luas karena sungai tercemar. Jutaan orang meninggal akibat kelaparan
dan penyakit, mayoritas tewas setelah banjir surut.
Penyebab Banjir China 1931
Menurut Cambridge University Press, banjir tersebut
menggenangi hampir 70.000 mil persegi (180.000 km persegi) yang mengubah sungai
Yangtze tampak seperti danau atau lautan raksasa.
Sebenarnya, banjir sudah menjadi masalah rutin warga Sungai Yangtze,
tetapi para petani memperburuk risikonya dengan mengubah lanskap.
Penggundulan hutan secara besar-besaran, reklamasi lahan
basah, dan perluasan tanggul sungai mengubah gelombang banjir. Situasi
diperparah dengan konflik politik dan ekonomi. Ekspansi pertanian tidak
dilakukan secara berkelanjutan, lalu dana pembangunan dan pemeliharaan tanggul
kerap digelapkan untuk militer.
Efek langsung dari banjir Yangtze mengubah dataran Lembah
Sungai Yangtze menjadi daerah yang menyerupai Danau Besar, tanpa apa pun
kecuali air sejauh mata memandang. Jalan-jalan berubah menjadi kanal, dan
orang-orang dipaksa masuk ke lahan kering yang tersedia.
Nelayan Sampan mulai memajaki pengungsi lokal Wuhan ke
tempat yang aman dengan harga yang mahal; mereka yang tidak mampu membayar
ongkos menggunakan puing-puing apung apa pun yang dapat mereka temukan,
termasuk pintu yang rusak dan peti mati terbalik (Courtney, 2018). Banjir
menyebabkan seluruh kota kehilangan listrik, membuat malam benar-benar gelap.
Banjir Sungai Yangtze tahun 1931 dianggap sebagai salah satu
bencana alam paling luas dan merusak di abad 20. Sebanyak 50 juta orang secara
tidak langsung terkena dampak banjir, dan diperkirakan 2 juta orang meninggal
pada bulan-bulan berikutnya (Alejandrino, 2019).
Orang-orang Tionghoa tidak dibiarkan tak berdaya menghadapi
bencana alam ini. Di komunitas bisnis seperti Wuhan, orang-orang mengumpulkan
sejumlah besar uang untuk mendanai proyek-proyek bantuan, termasuk jalan kayu
yang digambarkan di atas, menunjukkan para pengungsi bepergian di atas
jalan-jalan yang banjir di jembatan darurat (Courtney, 2018).
Pengungsi memancing di perairan kota yang banjir,
mempertaruhkan penyakit yang dibawa makanan karena kelaparan. Selain itu,
orang-orang Wuhan mendirikan beberapa dapur bubur nasi untuk memberi makan
mereka yang kelaparan, mendistribusikan air mendidih untuk minum bersih dan
sanitasi serta para biksu Buddha, yang mengubah kuil mereka menjadi kamp
pengungsi (Courtney, 2018).
Di daerah pedesaan, di mana petani kehilangan panen padi
mereka dan terlalu jauh dari pusat kota untuk menerima bantuan federal, para
pengungsi mencari apa pun yang mereka bisa.
Sawah hilang, tetapi tanaman air seperti teratai, kastanye
air, dan padi liar tumbuh subur (Courtney, 2018). Meskipun tampaknya sebagian
besar sumber daya Tiongkok hancur, banyak orang Tiongkok dapat berbagi sumber
daya dan bertahan hidup.
Komentar
Posting Komentar